Penyakit radang usus (Inflammatory Bowel Disease/IBD) seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn adalah kondisi kronis yang menyerang saluran cerna. Meski bisa dikendalikan dengan pengobatan, pasien dengan IBD memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker kolorektal seiring waktu. Oleh karena itu, skrining kanker kolorektal menjadi langkah penting yang tidak boleh diabaikan.
Mengapa Risiko Kanker Kolorektal Lebih Tinggi pada Pasien IBD?
Peradangan kronis pada usus besar dapat merusak jaringan dan memicu perubahan sel yang berpotensi menjadi kanker. Menurut penelitian, risiko kanker kolorektal pada pasien IBD bisa meningkat hingga 2–3 kali lipat dibanding populasi umum. Risiko ini meningkat tergantung pada beberapa faktor:
Durasi penyakit: Semakin lama seseorang menderita IBD, semakin besar risiko terkena kanker.
Luasnya peradangan: Jika peradangan mencakup seluruh usus besar, risikonya lebih tinggi.
Adanya komplikasi lain: Seperti sklerosing kolangitis primer.
Riwayat keluarga: Adanya anggota keluarga dengan kanker kolorektal juga meningkatkan risiko.
Kapan Skrining Harus Dimulai?
Berbeda dengan populasi umum, skrining kanker kolorektal pada pasien IBD dimulai lebih awal, yaitu:
8–10 tahun setelah diagnosis kolitis ulseratif atau penyakit Crohn yang melibatkan sebagian besar atau seluruh usus besar.
Setelah itu, kolonoskopi rutin dilakukan setiap 1–3 tahun, tergantung pada hasil temuan sebelumnya dan tingkat risiko individu.
Metode Skrining yang Direkomendasikan
Kolonoskopi dengan biopsi acak dan target: Masih menjadi standar utama untuk mendeteksi perubahan prakanker (displasia).
Teknologi pencitraan seperti chromoendoscopy (dengan pewarna khusus) dapat meningkatkan akurasi deteksi lesi abnormal.
Dalam beberapa kasus, tes genetik atau pencitraan lanjutan mungkin dianjurkan berdasarkan hasil pemeriksaan awal.
Mengapa Skrining Rutin Sangat Penting?
Deteksi dini lesi prakanker atau kanker kolorektal secara signifikan meningkatkan keberhasilan pengobatan dan peluang sembuh. Tanpa skrining, kanker dapat berkembang diam-diam dan baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut.
Pasien dengan penyakit radang usus memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal. Namun, dengan skrining yang tepat waktu dan rutin, risiko ini dapat dikelola. Jika Anda atau orang terdekat memiliki IBD, bicarakan dengan dokter tentang jadwal skrining yang sesuai. Mendeteksi lebih awal, berarti bertindak lebih cepat dan menyelamatkan hidup.
Layanan Skrining Kanker Kolorektal di KALGen Innolab
Dengan dukungan teknologi terkini dan tenaga ahli berpengalaman, KALGen Innolab menghadirkan layanan deteksi dini kanker yang akurat dan terpercaya. Kami menyediakan pemeriksaan kanker paru-paru yang komprehensif, disesuaikan dengan kebutuhan dan risiko kesehatan Anda. Melalui program skrining yang tepat sasaran, KALGen Innolab berkomitmen membantu Anda menjaga kesehatan sejak dini, karena kami percaya: deteksi awal dapat menyelamatkan nyawa.
Referensi:
McDowell, C., Farooq, U., & Haseeb, M. (2023, August 4). Inflammatory Bowel Disease. StarPearls in the National Library of Medicine. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470312/
Stidham, R. & Higgins, P. (2018). Colorectal Cancer in Inflammatory Bowel Disease. Clinics in Colon and Rectal Surgery, 31(3), 168-178. https://doi.org/10.1055/s-0037-1602237
Mattar, M., Lough, D., Pishvaian, M., & Charabaty, A. (2011). Current Management of Inflammatory Bowel Disease and Colorectal Cancer. Gastrointestinal cancer research : GCR, 4(2), 53–61.